Pages

Sabtu, 10 November 2012

Cerpen Bahasa Indonesia "Pandangan Pertama"


PANDANGAN PERTAMA”
Cerpen Ghina Lamisa

“Huh, kirain siapa. Ternyata dia?! ” ucap ku berbicara sendiri sambil menutup kotak masuk di hand-phone ku.
“Apa mom? Siapa?” tanya Lia sambil menatap wajahku.
            Lia adalah sahabat baikku. Aku mengenal dan mulai berteman dengannya sejak aku duduk di bangku SMP kelas 1. Hingga sekarang aku kelas 1 SMA, dan kini kami melanjutkan sekolah di tempat yang berbeda. Walau kini kami berbeda sekolah, diantara kami berdua tidak pernah kehilangan komunikasi. Dan pertemanan kami masih tetap berjalan hingga sekarang. Lia sangat baik dan sangat mengerti aku. Lia selalu ada di sampingku di kala aku sedang membutuhkan seseorang untuk menemaniku. Lia memang suka memanggilku dengan sebutan “momy”. Entah mengapa dan berasal dari mana sebutan “momy” itu muncul. Apa mungkin karena aku kayak emak-emak umur 40 tahunan? Atau mungkin aku kayak ibu-ibu yang super-duper cerewet ngedidik anak nya? Hmhm.. Entahlah! Tapi kayaknya itu bukan aku banget deh!! Yaaa mungkin hanya Lia yang tahu kenapa dia memanggilku dengan sebutan “momy”.
“Hmhm..” aku menghela nafas sejenak.
“Biasa Li, orang gila itu” ujar ku dengan nada dingin dan tanpa ekspresi apapun.
“Orang gila? Rezky maksud momy?” ujar Lia dengan wajah penuh tanda tanya.
“Yaaa.. Siapa lagi orang yang aku sebut ‘orang gila’ kalau bukan dia?!” ujar ku sambil melototi kedua mata Lia.
“Huh, si momy mah ada-ada aja ah. Emang nya kenapa lagi sama dia?” tanya Lia heran.
“Nge-SMS yang Ga Jelas mulu ” ujar ku kesal dan sambil memainkan hand-phone yang sedang ku genggam.
“Ooo...hhh” jawab Lia singkat dengan wajah polos.
“Huh!! L” aku memalingkan muka dan berniat untuk pergi meninggalkan Lia. Tapi Lia mencegahku pergi.
“Eh mom?!”
“Yaaaa???”
“Emmhhh.. ‘_’
“Apaaaa???”
“Kenapa momy cuekin dia mulu sih? Kan kasian, mom! Tiap dia SMS atau telepon momy, pasti aja di cuekin, gak di tanggepin. Nanti momy nyesel loh udah ngelakuin ini semua sama dia” ujar Lia.
“Hah???!! Nyesel?? Maksud kamu ngomong gitu apa?”  Ujar ku bingung. Maksud Lia ngomong kayak gitu apa ya?? Apa Lia tahu sesuatu soal Rezky?
“E e e enggaa kok mom, hehe. Cuman nanya aja, kenapa momy cuekin Rezky mulu, dan gak pernah mau tanggepin dia?” ujar Lia dengan nada suara seperti orang gugup.
Aku menghela nafas sejenak.
“Mau aku tanggepin gimana? Orang aku aja gak kenal sama dia? Dia gak pernah mau nyebutin identitas lengkap nya kecuali nama. Itu juga gak tau nama asli, gak tau nama samaran.  Mana bisa aku percaya gitu aja ke orang yang baru aku kenal? Siapa tau aja dia orang jahat, atau mungkin orang gila? Oohh.. Atau mungkin dia mata-mata nya Fahmi?!” ujar ku ngelantur.
            Fahmi adalah pacar ku saat itu. Akhir-akhir ini hubungan kami memang sedang tidak baik. Bisa dibilang sudah tidak bisa di pertahankan lagi. Dan entah mengapa aku pun sudah mulai merasa bosan dan tak nyaman lagi dengan nya. Maka dari itu aku memutuskan untuk sejenak menjauh dari Fahmi. Mungkin, dengan cara seperti itu aku bisa sedikit menghilangkan rasa bosan ku padanya. Dan mungkin, hubungan aku dan Fahmi masih bisa di pertahankan lagi.
“Hah?? Mata-mata nya Fahmi? Hahaha ngga mungkin banget lah Fahmi ngelakuin hal konyol kayak gitu? Ngga ada kerjaan banget tau! Lagi pula apa guna nya coba? Hahaha ada-ada aja!” ujar Lia sambil tertawa-tawa.
“Lah? Apanya yang gak mungkin? Di dunia ini gak ada yang gak mungkin, Lia sayaaang..”
Ujar ku kesal dan sambil mengalihkan pandanganku.
“Yaa sudah lah, mendingan sekarang kita ke lapangan yuk?! Gladi Resik buat acara perpisahan sekolah besok kan sebentar lagi di mulai.” Ujar Lia memaksa sambil menarik tangan kanan ku.
“Yaaaaa” ujar ku biasa saja.
            Kebetulan aku dan Lia ikut mengisi acara di acara perpisahan sekolah besok. Dan itu kali pertama aku dan Lia dipilih untuk dapat mengisi salah satu acara besar di sekolah ku.
            Kami berdua berjalan melewati koridor sekolah. Gedung sekolah yang cukup luas terlihat sesak di penuhi kendaraan-kendaraan dan para orang tua siswa. Yaa hari itu adalah hari pembagian raport kenaikan kelas. Dan Alhamdulillah aku dan Lia naik ke kelas 3 dengan nilai yang cukup memuaskan.
“Momy pasti terpesona deh kalo liat pengantin pria di acara upacara adat besok! Hehe ” ujar Lia sambil terus berjalan dan sesekali melihat ke arah ku.
“Emangnya siapa pengantin pria nya? Kelas apa? Siapa nama nya?” ujar ku sambil memaikan hand-phone yang ada di genggaman tangan ku.
“Lihat aja sendiri. Hehe. Momy juga kenal kok sama orang nya. ” ujar Lia sambil memandangku sembari terus mempercepat langkah kakinya.”
***
            Tak lama kemudian aku dan Lia sampai di lapangan sekolah. Lapangan sekolah ku memang tidak begitu luas. Tepat di depan ku berdiri sebuah pohon yang sudah cukup tua yang aku sendiri tidak tahu pasti apa jenis pohon tersebut. Di kaki pohon itu tumbuh rumput-rumput hijau yang bermandikan matahari dan diselimuti daun-daun tua yang sudah kering yang jatuh berguguran dari pohon tersebut. Ku hirup aroma pagi yang masih segar, walau matahari sudah agak meninggi. Ku tebar pandanganku.
Dari jauh aku melihat sesosok laki-laki yang sedang berjalan dengan beberapa teman laki-laki nya. Seperti nya lelaki tersebut hendak menuju ke arah lapangan sekolah. Aku terus memandang laki-laki tersebut. Tetapi setelah ku amati, lelaki itu selalu melempar senyuman kecil kepadaku. Dan tanpa kusadari aku pun membalas senyuman manis lelaki tersebut.
“Mom??” ujar Lia kepadaku. Tetapi aku menghiraukan ucapan Lia. Dan berpura-pura tidak mendengarkan apa yang dikatakan Lia padaku. Sementara itu aku terus memandang laki-laki tersebut. Senyum nya sangat manis. Senyum nya benar-benar mengalihkan dunia ku. Seketika aku terasa dihipnotis oleh nya. Hmhm pandangan pertama yang sangat mengesankan.
“Mom??” ujar Lia kembali tapi aku tetap saja menghiraukan ucapan Lia.
“Aku sedang serius menatap lelaki itu, dan aku mau tak ada seoran pun yang menggangguku.” Ucapku dalam hati.
            Semakin dalam aku memandangnya, semakin aneh pula perasaan yang  aku rasakan. Aku tak mengerti apa yang kini aku rasakan. Seperti ada getaran dalam jiwaku. Samar-samar aku mendengar seorang wanita yang sedang bernyanyi dengan suara yang sangaaaaat keraaass.
“ ......
 inikah namanya cinta, oh inikah cinta
 cinta pada jumpa pertama
 inikah rasanya cinta, oh inikah cinta
 terasa bahagia saat jumpa
 dengan dirinya
....... ”
Nampak nya aku tak asing lagi dengan lagu itu. Hmhm ... yaaa, dulu sewaktu SD aku sering mendengar lagu itu.
Sangat kebetulan sekali. Lyric lagu nya sama dengan apa yang kini sedang aku rasakan. “Inikah rasanya cinta pada jumpa pertama ??”
“Mooomm??? Liatin apa sih? Serius amat? Sampe-sampe omongan aku gak di dengerin ” ujar Lia kesal.
“Haahh??” ujar ku.
“LIATIN APA SIH? DITANYA GAK DI JAWAB TERUS !! ” ujar Lia sangat kesal padaku. Ekspresi wajah nya terlihat seperti ingin memakan ku mentah-mentah.
“Nggaa... Eh liat deh Li, cowok itu! Tuh, yang itu!” ujar ku sambil menunjuk ke arah lelaki tersebut.
“Yang mana?” tanya Lia.
“Itu, tuh yang pake jaket warna abu-abu, tas nya di selendang. Yang itu, tuh!!” ujar ku bisik-bisik karena takut terdengar oleh orang lain.
“Oohhh.....” ujar Lia sambil terus melihat ke arah lelaki tersebut.
“Kamu kenal cowok itu Li? Siapa namanya? ” ujar ku kegirangan.
“Kenal lah. Dia kan temennya kak Dika. Momy juga kenal dia kan?” ujar Lia.
“Hah? Ngga kok, aku gak kenal dia. Emang dia siapa gitu?” ujar ku heran.
“Eh iya ya, aku lupa ngasih tau momy soal ini. Hehe maaf yaa?”
“Ngasih tau apa? Emangnya dia siapa sih?” ujar ku penasaran.
“Dia kak Rezky, yang......”
“Hah? Rezky? Rezky mana?” ujar ku, sambil memotong pembicaraan Lia.
“Heu makannya kalo aku lagi ngomong dengerin dulu! Jangan asal potong aja!” ujar Lia kesal.
“Hmhh yayaya maaf. Cepetan sekarang kasih tau, dia Rezky mana?” ujar ku penasaran.
“Dia kak Rezky yang suka SMS sama telepon momy terus.”
“Hah? Serius?”
“Ya iya lah, masa aku bohong?”
“Be..berarti di..dia???”
“Iyaaa.. dia pengantin pria di acara upacara adat besok” ujar Lia.
“ihh Liaaaaa L. Kalo kamu udah kenal dia dari dulu, kenapa kamu gak bilang ini semua dari awal? Kalo tau gini udah dari dulu mungkin aku tanggepin dia ” ujar ku sangat kesal.
“Hehehe maaf yaa?” ujar Lia sambil tersenyum lebar
“Heuuhhh
            Aku tak percaya ! ini semua sangat tidak bisa di percaya! Orang yang aku sukai pada saat pandangan pertama, ternyata ia adalah orang yang selama ini aku benci. Hah benar-benar sangat sulit dipercaya! Ini semua gak mungkin!! Gak mungkin !!
“Diliatin terus, kenapa mom? Momy suka yaa sama dia? ” tanya Lia.
“Idih,enak aja!” ujar ku malu-malu.
“Aaaahh jangan bohongin perasaan sendiri. Aku tau kok dari cara momy menatap matanya, dan dari cara momy membalas senyum nya  momy suka kan sama kak Rezky? hehe..
Eh mom, kelihatan nya juga kak Rezky suka deh sama momy hehe” ujar Lia.
“Hmhmhm.... Tapi aku gak........ 
            Belum sempat aku menjawab pertanyaan Lia, Rezky datang menghampiri ku yang sedang berdiam diri di pinggiran lapangan sekolah. Langkah nya semakin cepat. Semakin dekat, dan semakin mendekat ke arahku. Tiba-tiba jantungku berdegup sangaaat kencang. Darahku mengalir lebih cepat dari biasanya. Sorot mataku seakan tak henti-hentinya memandang Rezky. Seketika mataku seakan berhenti berkedip. Dunia seakan berhenti berputar. Kini perasaan ku bagaikan es campur buatan ibuku yang rasanya tak menentu. Tiba-tiba ......
“Assalamualaikum, bu .......” ujar Rezky pada bu Fajar, salah satu guru kesenian di sekolah ku. Kebetulan bu Fajar sedang duduk tak jauh dari tempat ku beranjak.
“Huh! Aku fikir Rezky kesini mau nyamperin aku, terus ngajak kenalan, ngobrol bareng, dan akhir-akhirnya ngajakin nge-date! Ahahaha –ngayal- eh malah dia nyamperin bu Fajar ” ujar ku dalam hati.
            Selintas aku melihat, dia melempar senyum kecil padaku. Dan aku pun membalas senyuman manis yang ia berikan padaku. Aku sangat salah tingkah di buatnya.
“Huh..” aku menghela nafas sejenak.
“Senyuman nya begitu manis, dan wajanya juga lumayan tampan” fikirku.
“Hah??! Apa-apaan aku ini? Aku kan udah punya Fahmi? Ngapain juga aku mikirin Rezky?! Hmhm atau jangan-jangan .... apa yang di katakan Lia itu benar?! Kalau aku, sebenarnya, suka pada Rezky??” ujar ku dalam hati.
            Aku betul-betul tak mengerti apa yang kini sedang aku rasakan. Rasa yang begitu hebatnya, yang dengan seketika mampu menyingkirkan semua perasaan ku pada Fahmi selama ini. Aku pun bingung, apa yang seharusnya aku lakukan? Keputusan apa yang akhirnya harus aku ambil?
            Tapi, gak ada salah nya juga kalau aku mulai berteman dengan Rezky. Seperti nya dia orang baik, ramah, dan asyik di ajak ngobrol. Gak ada salah nya aku mencoba membuka hatiku untuk dia singgahi. Toh, percuma aku terus mempertahankan hubungan ku dengan Fahmi. Itu hanya akan membuat hati kami terluka satu sama lain. Lagi pula kemarin lusa aku dan Fahmi sudah membicarakan hal ini. Dan kami fikir hubungan ini cukup sampai disini saja. Karena sudah tidak ada cara lagi untuk memperbaiki hubungan ini. Apalagi sekarang hatiku sudah mulai terisi oleh orang lain. Dan MUNGKIN orang itu adalah Rezky.
            Yaa.. mungkin sekarang saat nya aku memutuskan, kepada siapa seharusnya hatiku berlabuh. Aku tak bisa seperti ini terus! Aku tak ingin menyakiti hati Fahmi kembali.
***
            Dan mulai saat itu, aku mulai dekat dengan Rezky. Banyak hal indah yang telah aku lewati berdua dengan Rezky. Aku pun sudah mulai merasa nyaman dengan nya. Kami berdua saling mengerti satu sama lain. Dan aku merasa, aku cocok dengan Rezky.
            Hingga pada akhirnya, aku memutuskan untuk putus hubungan dengan Fahmi. Dan mulai membuka lembaran baru dengan Rezky .
****

1 komentar: